Monday 7 April 2014

Berbagi Cerita: Menuliskan hal-hal yang kausukai dan Kauimpikan



“…mulailah menulis dari hal-hal yang kausukai dan kauimpikan.”


               Kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang bagaimana proses menulis yang saya lakukan selama ini. Saya berharap sepenggal cerita dari saya ini bisa memberikan sedikit inspirasi dan membantu kamu dalam proses menulis.
               Begini ceritanya. Dulu pernah ada yang bertanya pada saya melalui inbox seperti ini:

“Mal, novel itukan tebal. Nulisnya harus ratusan halaman. Emangnya hal apa aja yang kamu ceritakan di novel yang kamu tulis itu, sih?”

               Saya pun menjawabnya begini:

“Aku menceritakan apa yang sering kulakukan, kusukai dan aku impikan.”

               Ya, memang seperti itulah. Selama ini saya selalu menuliskan hal-hal yang saya sukai dan impikan di dalam novel saya. Makanya meskipun ratusan halaman, saya sangat menikmati proses penggarapan novel yang saya tulis tersebut. Karena lewat novel itu saya berbagi hala-hal yang saya sukai dan mewujudkan beberapa impian-impian yang belum bisa saya wujudkan dalam kehidupan saya.
               Di dunia ini banyak hal yang begitu saya sukai. Di antaranya; melihat hujan, memandang langit, menatap bintang, kopi, coklat, ice cream, lagu-lagu romantis, pantai, laut, musim gugur,  novel, suara petikan gitar dan lain sebagainya. Dari semua hlal yang saya sukai itu yang sering saya lakukan adalah menatap langit. Bagi saya langit itu sesuatu sekali. Sumber inspirasi. Tempat saya merenung. Tempat saya berbagi cerita dalam diam. Dan, hal itulah yang saya tuliskan dalam novel-novel saya. Saya menciptakan tokoh-tokoh yang juga  suka memandang langit dalam suasana dan kondisi yang berbeda (agar setiap novel adegannya jadi berbeda-beda).
               Berikut adegan-adegan memandang langit yang saya tulis untuk 6 novel saya:
               Di novel After a Long Time, saya menuliskan Arre dan Aluna suka duduk di lapangan berumput untuk menatap langit malam yang penuh bintang. Saat menemukan bintang jatuh, Aluna akan memejamkan mata melakukan permohonan. Sementara Arre  akan menatap wajah Aluna yang khusyuk melakukan permohonan.
               Lain lagi di novel Memilikimu. Di novel ini saya selalu menuliskan adegan dimana Viola dan Ryoru suka menghabiskan waktu istirahat mereka di atas gedung sekolah. Di sana mereka akan menatap langit yang penuh awan dan menikmati hembusan angin yang menenangkan perasaan.
               Sedangkan di novel Natuna: Missing You, saya menuliskan adegan Alvin yang selalu menatap langit yang berada di atas laut dari jendela kamarnya saat merindukan orang yang ia cintai. Setelah itu ia akan mengambil buku sketch-nya dan mulai menggambar.
               Beda lagi di  novel Cinta Tak Kenal Logika. Saya suka menuliskan adegan Seisa dan Rafky yang selalu berbaring di atas trampolin untuk menatap langit malam. Dalam diam  mereka berbagi earphone untuk mendengarkan lagu-lagu romantis yang akan mengisi kesenyapan.
               Sementara di novel Lovely Ghost, saya menuliskan adegan Kevin yang menatap langit di sebuah padang rumput, jauh dari keramaian. Saat itu Kevin akan merenung dan bercerita tentang perasaan yang selama ini dia simpan rapat-rapat: perasaan sukanya pada sahabatnya.
               Terakhir di novel Dreaming, saya menuliskan adegan Kathalina yang suka menatap langit kota Milan. Terutama langit Milan yang kelabu di musim gugur.

               Selain menuliskan hal yang saya sukai dan sering dilakukan, saya juga menuliskan hal-hal yang saya impikan. Di antaranya, mempunyai trampolin (saya menuliskannya di novel Cinta Tak Kenal Logika), bisa main gitar (saya menuliskannya di novel After a Long Time), jalan-jalan ke kota Milan (saya menuliskannya di novel Dreaming), tinggal di tepi Pantai (saya menuliskannya di novel Natuna: Missing You), dan lain sebagainya. Dengan menuliskannya, saya jadi percaya bahwa suatu saat saya pasti bisa mewujudkan jadi kenyataan semua hal yang saya impikan tersebut.
              
               Jadi, seperti itulah proses menulis saya selama ini. Saya selalu memasukkan hal-hal yang saya sukai, hal-hal sering saya lakukan, dan hal yang saya impikan dalam novel-novel saya  tersebut. Tentu saja hal-hal itu saya sesuaikan dengan ide dasar, situasi dan kondisi dari ceritanya. Misalnya, di bagian itu si tokoh sedang sedih, nah cobalah tulis di bagian itu si tokoh melakukan hal-hal yang sering kamu lakukan di saat kamu sedih. Dengan begitu, menulis ratusan halaman rasanya tidak lagi menjadi hal yang sulit, tetapi menjadi sesuatu yang menyenangkan.
               Sekarang tunggu apa lagi, segeralah susun daftar hal-hal yang kamu suka, hal-hal yang sering kamu lakukan, dan hal-hal yang kamu impikan. Lalu pilihlah hal-hal mana yang cocok untuk dikombinasikan dengan ide dasar di novel yang sedang kamu garap itu. Setelah itu  tulislah segera, dan rasakan sensasi nikmatnya. Saya yakin, kamu tidak akan lagi kehabisan ide saat di tengah cerita ketika menulis karena kamu sekarang sudah mempunyai daftar hal-hal yang bisa menjadi sumber ide kalian. Selain itu, kamu juga akan semakin bersemangat dan bersenang-senang saat menulisnya, karena hal yang kamu tulis itu adalah hal yang kamu sukai dan impikan.
               Sekian cerita tentang sedikit proses menulis yang saya lakukan. Semoga sedikit cerita itu bisa bermanfaat dan membantu kamu yang mengalami kesulitan dalam proses menulis. Dan, sampai jumpa lagi pada berbagi cerita saya tentang proses menulis pada postingan selanjutnya.
               Terakhir, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih. Teruslah menulis karena dengan menulis kamu akan selalu ada!  ^_^


Pekanbaru, 06 April 2014, 23:17 WIB

Kamal Agusta  (@KAgusta)

No comments:

Post a Comment