Judul : Love Ago
Penulis : Mitha Juniar
Penerbit : Grasindo
Tahun Terbit : Cetakan pertama, 2014
ISBN : 978-602-251-434-3
Tebal : 188 halaman
Harga : Rp 37.000,-
Sinopsis:
Thalita
Purnama--Thata--merasa hidupnya seperti boneka mamanya. Apapun yang terkait
tentang Thata sudah diatur oleh mamanya. Bahkan untuk pendamping hidup pun Mama
sudah memyiapkannya untuk Thata, tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Ben,
teman Thata sejak SD, itulah lelaki yang dipilihkan mamanya untuk Thata.
Sebenarnya Thata
ingin menolak perjodohan ini. Terlebih lagi ia kenal siapa Ben, anak bandel
yang dulu selalu mengusili dan menfitnah dirinya dan teman-temannya. Thata
tidak bisa melupakan semua kejahatan Ben semasa kecil dulu. Thata sangat benci
pada Ben yang angkuh dan sombong. Tapi, lagi-lagi Thata terpaksa menerima semua
titah mamanya karena tidak ingin menjadi anak durhaka.
Setelah
penjodohan, Ben mengajak Thata untuk kencan. Ben membawanya ke tempat bliard.
Thata sungguh tidak menikmati kencan ini, terlebih saat melihat Ben yang asyik
bercanda dengan para pelayan wanita. Thata pun memilih untuk jalan-jalan
sendiri dan bertemu dengan sahabat sekaligus rivalnya saat SD, Dwiranto--Ranto.
Sejak pertemuan
itu Thata sering jalan dengan Ranto. Bahkan mereka menghadiri acara 100 hari
kematian Febri, teman mereka yang menderita Osteomalacia--kelainan pertumbuhan
tulang. Thata yang tidak tahu kalau Febri telah berpulang menangis saat sampai
di rumah Febri. Ternyata Febri adalah cinta monyetnya Thata.
Hubungan Thata
dan Ranto semakin dekat. Apalagi saat Thata menjadi sekretaris Ranto. Thata
juga mulai merasakan getaran cinta pada lelaki itu. Ben yang menyadari
kedekatan Thata dengan Ranto pun marah. Dengan akal busuknya, Ben pun melakukan
berbagai cara untuk menjauhkan Thata dari Ranto, salah satunya membayar preman
untuk memukuli Ranto.
Di sisi lain,
Thata berkenalan dengan Andry. Andry adalah anak Pak Rizal--sopir taksi langgan
Thata--yang mengindap penyakit osteomalacia. Sosok Andry mengingatkan Tahta
pada Febri. Saat melihat Andry, Thata merasa melihat Febri. Meski memiliki
kekurangan, ternyata Andry seorang motivator. Hal itu tentu saja menumbuhkan
kekaguman di hati Tahta.
Perjalanan cinta
Thata pun semakin penuh liku. Perasaannya kian diuji saat orang-orang yang
dicintainya pergi meninggalkannya satu per satu.
Review:
Sebelumnya aku
mau mengucapkan selamat pada Mitha Juniar karena telah berhasil menerbitkan 8
buah novel. Wow ... suatu pencapaian yang luar biasa menurutku. Mengingat
sampai detik ini, aku belum juga menerbitkan satu novelpun.
Love Ago adalah
novel pertama karya Mitha yang aku baca. Kalau boleh jujur, ada rasa kecewa
saat aku membaca halaman demi halaman novel ini. Mungkin, rasa kecewa itu
timbul karena aku terlalu tinggi berharap akan mendapatkan sesuatu yang 'wah'
pada novel ini. Apalagi teman-teman aku banyak yang mengagumi karya Mitha.
Baiklah,
terlebih dahulu aku akan menjelaskan beberapa hal yang membuatku kecewa
tersebut.
1. Terlalu
lambatnya tokoh Andry muncul. Jujur, ini kekecewaan aku yang pertama. Karena di
blurb aku menemukan 7 kali nama Andry disebutkan, aku jadi berpikir Andry
adalah tokoh yang sangat penting dalam cerita ini. Dan menurut aku, tokoh
penting dalam cerita selalu muncul di awal-awal. Tapi, di sini tokoh Andry baru
muncul pada bab 10--itupun cuma sekedar lewat mengantarkan Thata ke kantor.
Setelah itu tokoh Andry pun tak mendapatkan porsi yang banyak dalam cerita.
Malah tokoh Ranto lebih mendominasi cerita ini daripada Andry.
2. Panggilan
'Mimi' oleh Thata untuk neneknya. Sungguh ini benar-benar buat aku melongo
beberapa detik. Mimi? Enggak salah tuh. Selama ini aku tahunya Mimi itu
panggilan lain untuk Ibu, bukan Nenek. Jadi, panggilan Mimi untuk neneknya oleh
Thata sungguh tidak cocok--dan nyaman--menurutku. Terlebih lagi sosok neneknya
itu digambarkan wanita berumur 80 tahun. Namun, dari dialognya aku malah
menangkap seperti abege-abege gitu.
3. Karakter
Thata yang menurutku labil dan kekanak-kanakan--dan ini bertentangan dengan
pandangan tokoh lain yang menganggap Thata sosok yang hebat dan kuat. Kenapa
saya bilang Thata labil? Itu sih gampang. Manusia apa sih yang bisa tersenyum
setelah beberapa menit sebelumnya menangis meraung-raung? Manusia labil kan?
*heheheh
4. Aku berharap
akan menemukan banyak info tentang Osteomalacia.
Namun, lagi-lagi aku harus kecewa karena minim sekali info yang kudapatkan
tentang Osteomalacia.
5. Ada beberapa keanehan.
Pertama: Saat Thata melihat Ben ia mengatakan tubuh Ben sixpack. Yang anehnya darimana Thata tahu Ben punya perut sixpack kalau saat itu Ben menggunakan
baju yang lengkap? Kalau atletis mungkin itu masih logis. Kedua: Thata belum
pernah kenal dan bertemu dengan Emaknya Andry. Tapi, kenapa bisa Emak Andry
sengaja membuatkan kebaya untuk Thata. Ukuran kebayanya gimana tuh? Dan Ketiga:
Pada halaman 173, di bagian atas Thata sudah diceritakan meminum segelas susu
buatan mamanya. Tapi, kenapa pada bagian selanjutnya, Mama Thata baru
menyerahkan susu buatannya pada Thata? Lalu, susu yang tadi diminum Thata itu
buatan siapa?
6. Beberapa kalimat
rancu. Pertama: Karena ia belum sempat membacanya sejak 2 hari lalu novel itu
dibeli dari toko buku (hal. 4). Lebih baik: Karena
ia belum sempat membaca novel itu sejak dibelinya 2 hari yang lalu. Pantas saja jika Kalila selalu rindu pada
ummi-nya (hal 11). Lebih baik: Pantas
saja Kalila selalu rindu pada ummi-nya. Dan, masih ada beberapa lainnya di
halaman 99 dan halaman 165
7. Beberapa
typo. Ya, walau sebenarnya ini sesuatu yang sering ada di setiap novel.
8. Keberadaan
puisi. Jujur, aku tidak tahu maksud dan fungsi dari puisi itu. Jadi, kalau
puisi-puisi itu dihilangkan nggak bakal mempengaruhi cerita. (lebih hemat
halaman)
Hmm …
selanjutnya kelebihan dari novel ini. Semula aku berharap dapat banyak
menemukan kelebihan naskah ini, tetapi *maaf Mitha* aku hanya menemukan sedikit
(2 hal saja), yaitu: covernya yang cantik dan manis dan pesan cerita yang
menurutku sangat perlu kita renungkan: bahwa jangan menilai seseorang dari
tampilan luarnya.
Baiklah, sekian
review dariku untuk novel Love Ago karya Mitha ini. Saya memberikan 2 dari 5
bintang untuk kisah Thata ini. Terima kasih. ^-^
Pekanbaru,
24 April 2014
@Kagusta