Monday 17 March 2014

Resensi Novel Putih Dalam Cinta karya Mursal Fahrezi


Haruskah Cinta Memaafkan?



Judul Buku      : Putih Dalam Cinta
Penulis             : Mursal Fahrezi
Penerbit           : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit    : Cetakan pertama, 2013
Tebal               : 150 Halaman
ISBN               : 978-602-02-2903-4
Harga              : Rp 29.000,-

Seorang suami pasti merasakan sakit hati yang besar ketika ditinggal pergi oleh Sang istri. Terlebih di saat ia berada di posisi terbawah dalam hidup dan harus membesarkan seorang anak sendirian. Peristiwa itulah yang menimpa Rey. Istrinya, Manisha meninggalkan dirinya dan Naira—buah hati mereka—begitu saja ketika perekonomian rumah tangga mereka dalam keadaan sulit.
            Empat tahun kemudian Manisha kembali dan mengatakan ia rindu dan menyesal telah meninggalkan Ray dan Naira. Manisha meminta kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Tentu saja tidak mudah bagi Ray untuk memaafkan dan menerima Manisha kembali. Tapi Ray tetap mengizinkan Manisha untuk tinggal agar wanita itu bisa melihat Naira. Bagaimanapun Manisha tetaplah ibu kandung Naira. (hal. 13)
            Kesempatan itu dimanfaatkan Manisha sebaik mungkin. Setiap pagi ia memasakan nasi goreng—hal yang selalu ia lakukan dulu saat baru menikah—untuk Ray dan membuatkan bekal untuk Naira. Semakin hari Manisha semakin dekat dengan Naira. Naira pun begitu, ia selalu ingin bersama Manisha. Naira bahkan lebih ingin pergi ke toko kue bersama Manisha daripada pergi liburan dengan Ray dan Risa—wanita yang setahun ini menjalin hubungan dengan Ray. (hal. 66)
Kembalinya Manisha tentu saja membuat Risa merasa posisinya terancam. Risa takut Manisha kembali untuk merebut Ray dan Naira darinya. Risa yang terlanjur mencintai Ray dan menyayangi Naira tentu saja tidak ingin kehilangan Ray dan Naira. Akhirnya Risa memaksa Ray untuk segera menceraikan Manisha agar mereka bisa menikah dan hidup bersama. (hal 105)
Ray mengabulkan permintaan Risa untuk menceraikan Manisha. Pada malam harinya, Ray yang ditemani Risa langsung meminta Manisha untuk menandatangani surat perceraian. Sebenarnya Manisha ingin menolak perceraian itu karena jauh di lubuk hatinya, Manisha masih sangat mencintai Ray. Tapi, ia tahu semua ini terjadi karena kesalahannya. Dengan tangan gemetar Manisha menandatangani surat cerai itu. Tetapi Manisha mengajukan sebuah permintaan pada Ray untuk mengizinkannya untuk tetap bersama Naira sementara waktu sebelum pergi untuk selamanya. (halaman 111)
  Putih Dalam Cinta adalah novel roman keluarga yang ditulis oleh Mursal. Pengkrakteran tokohnya cukup kuat. Dan, gaya bertutur penulis yang lembut membuat pembaca hanyut dalam ceritanya. Sayang, novel ini memiliki beberapa kelemahan, terutama di logika cerita. Seperti, golongan darah B negatif yang dimiliki Ray (Apakah Ray ada keturunan bule? Soalnya golongan darah B negatif tidak dimiliki oleh orang yang hidup dan lahir di negara tropis—Indonesia, salah satunya). Ketidakkonsistenan pemakaian panggilan ‘Eyang’ dan ‘Ibu’ untuk Wati—Ibu Ray—yang digunakan Risa dan Manisha. Selain itu ada kalimat yang bertele-tele di halaman 85 ini juga cukup mengganggu ‘yang menjalani pernikahan yang membuahkan seorang anak bernama Naira adalah mereka berdua, Ray dan Manisha. Tak sepatutnya dia turut campur meski memiliki hak untuk itu.’
Meski begitu novel ini cukup bagus sebagai teman untuk mengisi waktu santai anda. Karena penulis mencoba menitipkan beberapa pesan, salah satunya ‘Cinta selalu punya cara untuk memaafkan’.

             
             

No comments:

Post a Comment