Kisah Cinta Gadis Pengagum Chairil
Anwar
Judul
Buku : Cermin
Penulis : Anggrek Lestari
Penerbit : Grasindo
Tahun
Terbit : Cetakan pertama, 2014
ISBN : 978-602-251-553-1
Tebal : vi + 122 halaman
Harga : Rp 30.000,-
Dikhianati kekasih memang selalu
menyakitkan. Itu yang dirasakan Kiara saat melihat dengan matanya sendiri Ivan,
kekasihnya, sedang bermesraan dengan perempuan lain. Begitu mudahnya Ivan
berpaling hati, semudah dia membuang scraf
pemberian Kiara.
Sejak itu Kiara menjadi sosok yang
pemurung. Kiara juga tidak mau makan. Hari-harinya hanya diisi dengan
menuliskan puisi-puisi Chairil Anwar kesukaannya yang kemudian digantungkannya
di Pohon Kata dan menatap pohon angsana yang berguguran. Kiara merasa hanya
puisi-puisi Chairil Anwar dan pohon angsana yang mengerti perasaannya saat ini.
Indra, Abang Kiara, tidak tahan melihat kondisi adiknya. Pada suatu senja,
Indra menghadiahkan sebuah buku pada Kiara. Indra meminta Kiara untuk
menuliskan apapun perasaannya di buku tersebut (halaman 19).
Rio, teman Kiara, juga mengalami
nasib serupa. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Persamaan nasib itu membuat
Kiara dan Rio menjadi dekat. Rio yang suka melukis selalu menjadikan Kiara
orang pertama yang melihat lukisannya. Kiara pun selalu meminta Rio menjadi
pembaca pertama tulisannya. Hingga kebersamaan itu menghadirkan gelayar aneh di
hati masing-masing. Mereka jatuh cinta. Rio pun memberanikan mengungkapkan
perasaannya.
“Sejak kita bersama, aku merasa Ara
mengundang kebahagiaan untukku. Ara membuat hidupku berwarna. Ara telah
membuatku memiliki hal-hal yang baru. Jadi, aku ingin Ara jadi pacarku.” (halaman 36)
Hari-hari selanjutnya terasa
bahagia. Kiara kembali lagi menjadi gadis yang ceria. Tapi, semua tak
berlangsung lama. Rio tiba-tiba berubah. Lelaki itu sulit untuk ditemui. Kiara
takut dikhianati lagi. Dan, di saat yang bersamaan ada lelaki lain—yang juga
pengagum Chairil Anwar—mencoba merebut hati Kiara. Kiara menjadi dilema. Kepada
siapakah hatinya harus dilabuhkan.
Cermin adalah novel debut Anggrek
Lestari. Novel setebal 122 halaman ini sungguh unik karena di kisahnya terdapat
banyak kutipan-kutipan puisi Chairil Anwar yang sangat mendukung jalan
ceritanya, jadi puisi tersebut menjadi elemen penting dalam cerita bukan hanya
sekedar tempelan. Selain itu penulis juga menggunakan gaya bahasa yang sangat
mudah dipahami. Salah satu pesan dari kisah ini adalah menjaga kepercayaan
sangatlah penting karena sekali dikhianati orang tidak akan percaya lagi.
No comments:
Post a Comment