Monday, 8 August 2016

Lokakarya Seni yang Berpihak dan Jejaringan Seni Part 1 (Kamis, 4 Agustus 2016)

Panggung Acara Lokakarya Seni yang Berpihak dan Jejaring Seni

Minggu lalu, komunitas Kongkow Nulis mendapat undangan dari Rumah Budaya Sikukeluang untuk mengikuti lokakarya Seni yang Berpihak dan Jejaringan Seni di Camping Ground kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Desa Koto Lamo, Kampar Kiri. Acara lokakarya tersebut akan diadakan pada tanggal 4-6 Agustus 2016. Alhamdulillah saya dipercaya untuk mewakili Kongkow Nulis mengikuti acara tersebut.

Pada hari kamis, 4 Agustus, 2016, saya sudah datang ke Rumah Budaya Sikukeluang di jalan Dwikora jam 8 pagi. Saya memang datang terlalu pagi, karena dari pesan Line panitia, kami baru akan berangkat jam 10 pagi. Tetapi agenda keberangkatan sedikit tertunda karena tamu dari Jakarta, yaitu 3 orang anggota Koalisi Seni Indonesia yang akan jadi pemateri, terlambat sampai ke Pekanbaru. Pada jam setengah duabelasan, barulah kami berangkat dengan menggunakan mobil mini bus.

Rute yang kami tuju dengan mobil adalah desa Gema. Mobil kami sempat singgah di Simaliyang sebentar, menjemput salah satu peserta di sana, lalu kembali singgah untuk makan siang di salah satu rumah makan di Lipat Kain. Setelah perut kenyang, kami melanjutakan perjalanan menuju desa Gema, yang sudah tidak terlalu jauh. Jam dua siang, kami sampai di desa Gema.

Dari desa Gema, perjalanan seru baru saja di mulai. Untuk ke lokasi camping ground kami akan menaiki piyau, sejenis sampan, dengan bantuan mesin tempel. Di desa Gema, Heri Budiman, Penggegas acara ini, sudah menunggu kedatangan kami. Kami berangkat dengan 6 piyau menuju lokasi lokakarya. Piyau di isi oleh 3 atau 2 orang peserta.

Sepanjang perjalanan menyusuri sungai itu, saya tidak berhenti berdecak kagum. Saya bisa melihat aktivitas penduduk lokal sedang beraktivitas di tepian sungai. Sesekali kami juga berpapasan dengan beberapa piyau yang menyusuri sungai. Oh iya, saya juga sempat melihat bule, berjenis kelamin laki-laki, sedang mandi di tepi sungai. Bukit-bukit, hijaunya hutan, angin yang menerpa wajah, menjadi kenikmatan yang sampai sekarang tidak bisa saya lupakan. Karena perjalanan piyau kami melawan arus dan sedikit mendaki, kami sampai di lokasi menempuh waktu hampir 2 jam.
lokasi camping ground Rimbang Baling

Sesampainya di lokasi, ternyata kami sudah ditunggu oleh warga lokal dan beberapa peserta yang datang lebih dulu. Dua orang warga melakukan silat, menyambut kedatangan kami. Setelah acara silat selesai, kami segera naik ke lokasi camping ground dan menyicipi jamuan berupa minuman teh dan beberapa gorengan. Alunan musik tradisonal yang dimainkan ibu-ibu warga lokal, menjadi hiburan kami saat bersantai. Setelah acara bersantai selesai. para peserta diberi waktu untuk mandi. Karena lokasi kami bersisian dengan sungai, jadi kami mandi di sungai tersebut. 

Jam 7 malam, hidangan makan malam datang. Peserta segera berkumpul untuk mengisi perut. Menu kali ini spesial. Gulai daging Kijang dengan campuran kentang dan telur dadar. Jujur, ini pertama kalinya saya menyicipi daging kijang. Teksturnya empuk banget. 3 potong daging rasanya kurang. Mau nambah tapi malu. Di sana saya jadi lupa program diet saya (hiks!). 

Selesai makan, kami berkumpul di depan panggung. Duduk setengah melongkar. Agenda malam ini adalah perkenalan. Acara dibuka oleh Heri Budiman selaku penggegas acara, lalu oleh Datuk dari suku Ketapang (yang memberikan pengantar tentang kehidupan di Koto Lamo), dan terakhir oleh Hikmat (perwakilan KSI). Setelah itu, setiap anggota lokakarya memperkenalkan diri untuk menciptakan keakraban.
Pemandangan sungai di sekitar lokasi kemping

Selanjutnya adalah acara bebas. Kami membuat api unggun sambil memainkan gitar. Tak lupa membakar ubi dan menyeduh kopi juga. Petikan gitar, api unggun, kopi, ubi bakar, langit gelap, suara hewan hutan, dan kebersamaan, menjadi kesatuan yang membuat perasaan saya menjadi hangat. Di sela kegiatan api unggun tersebut, saya bercanda dengan beberapa anggota.Salah satu topik bercandaan kami adalah 'RONGGA'. Dan jujur sampai detik ini kalau mengingat itu saya masih ketawa.

Setelah lewat tengah malam, acara api unggun berakhir. Kami diminta untuk beristirahat karena kegiatan esok hari akan padat.

Penasaran dengan kegiatan saya di hari kedua di camping ground Rimbang Baling? Tunggu postingan saya selanjutnya, ya!
Kenang-Kenangan untuk Kongkow Nulis

1 comment: