Judul:
Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang
Penulis: Mitha
Juniar
Penerbit: Rumah
Oranye
Tahun Terbit:
Cetakan Pertama, 2013
Tebal: 211
Halaman
ISBN:
978-602-1588-03-1
Harga: Rp
37.500,-
Sinopsis:
Ada
banyak cara Tuhan untuk mempertemukan dua insan. Dan untuk Thata dan Abrar
Tuhan mempertemukan mereka di pesta ulang tahun Zahra--sahabat Thata dan teman
SMA Abrar.
Setelah
Abrar mengantarkan Thata pulang dari pesta Zahra, hubungan mereka menjadi
dekat. Abrar yang tampan, membuat hati gadis berjilbab itu berdebar-debar.Tetapi,
Abrar hanya menganggap Thata sebagai teman, sahabat. Tak lebih. Hal itu membuat
Thata memendam perasaannya.
Pada
pertemuan ketiga Thata dikejutkan oleh sebuah cerita masa lalu tentang Abrar
yang keluar langsung dari mulut lelaki tampan tersebut. Cerita tentang masa
kelam Abrar. Mulai tentang Abrar yang memakai obat-obatan terlarang hingga
terjerumus ke jurang seks bebas. Thata tidak tahu mengapa Abrar menceritakan
aib itu padanya. Thata yang juga punya masa lalu kelam mulai bersimpati terhadap
lelaki itu. Dan, rasa cintanya pun ikut membesar.
Pada
pertemuan selanjutnya Abrar mengajak Thata mampir ke rumahnya. Abrar ingin
Thata berkenalan dengan orang tuanya. Ibu Abrar yang sedang sakit senang saat
melihat Thata. Apalagi sikap Thata yang santun membuat Ibu Abrar menganggap
gadis itu menantu idamannya. Thata tentu saja senang bukan kepalang
mendengarnya. Tetapi, tidak dengan Abrar. Karena lelaki itu mencintai wanita
lain--yang Thata juga tahu siapa wanita itu.
Sejak
itu Thata tidak pernah lagi bertemu Abrar. Bahkan saat Thata mencoba
menelponnya, panggilang otu tidak pernah diangkat. Sms pun tak kunjung
mendapatkan balasan. Abrar menghilang tiba-tiba. Dan, saat Thata datang ke
rumahnya, rumah itu kosong. Tak ada satu penghuni pun.
Hilangnya
Abrar membuat hari-hari Thata tak menyenangkan. Thata pun menceritakan apa yang
ada di hatinya pada Zahra. Zahra yang tahu siapa Abrar, menentang Thata untuk
berhubungan dengan Abrar. Tapi, Thata yang terlanjur cinta, berusaha meyakinkan
Zahra bahwa Abrar telah berubah. Dan, Thata juga meminta Zahra untuk
membantunya mencari keberadaan Abrar. Zahra pun tak bisa berbuat apa-apa selain
mengabulkan permintaan Thata.
Di saat
keberadaan tentang Abrar mulai menemukan titik terang, sebuah kabar datang
menghancurkan hati Thata.
Review:
Sebelum
me-reviewnya, saya mau say thanks dulu
sama Mitha yang sudah mengirimkan novel ini untuk saya sebagai hadiah dari
me-review novalnya Love Ago. Semoga review yang saya tuliskan selanjutnya ini
bisa mewakili rasa terima kasih saya.
Baiklah, seperti
biasa saya akan me-reviewnya dari kekurangannya.
1. Saya ingin
bertanya dulu sama Mitha. Siapa tokoh utama di novel ini? Thata atau Abrar?
Soalnya, sampai saya menamatkan baca novel ini saya tidak menemukan siapa tokoh
utamanya.
2. Setiap tokoh
pasti mempunyai tujuannya dalam cerita. Misalnya Bella Swan di seri Twilight,
mempunyai tujuan menjadi kekasih Edward. Nah, di novel ini saya tidak dapat
melihat tujuannya. Dan, alasannya karena keluhan saya di nomor 1.
3. Seseorang
butuh alasan yang kuat untuk berbagi rahasia dengan orang lain. Terlebih itu
rahasia paling kelam. Tetapi, di novel ini aku tidak melihat alasan kuat yang
akhirnya membuat Abrar menceritakan kehidupan kelamnya pada Thata. Apalagi
Abrar menceritakan semuanya pada pertemuan ketiga meraka. Beda kalau Abrar tahu
tentang kehidupan Thata masa lalu. Mungkin itu bisa jadi alasan kuatnya,
mengingat Thata sekarang jadi gadis sholehah. Abrar bisa berharap Thata akan
membantunya untuk berubah.
4. "Thata tak pernah mengerti kenapa
laki-laki setampan Abrar justru terperangkap dalam lingkaran setan semacam
ini." (halaman 143).
Jika
dibaca tidak ada yang salah dengan kalimat di atas. Tapi, coba baca
berulang-ulang, lalu resapi kalimatnya. Apakah ada sesuatu yang mengganjaln?
Kalau aku yang baca, kalimat di atas sedikit aneh. Karena Thata tak pernah
mengerti kenapa lelaki itu bisa terjerat lingkaran setan hanya karena Abrar
tampan. Memangnya orang tampan mustahil bisa terjerat apa? Kalau Abrar lelaki
sholeh dan taat agama, barulah seharusnya Thata tak pernah mengerti kenapa
lelaki itu bisa terjerat lingkaran setan.
5. Ada beberapa
kalimat yang sangat rancu. Salah satunya: "Hari
sudah semakin sore, Thata masih setia menemani Bu Ahmad yang sedang duduk di
kursi rodanya, sementara ia dan
Abrar duduk di bale-bale tepat di bawah pohon ketapang." (halaman 159). Kata
ia
membuat saya bertanya-tanya, siapakah ia tersebut? Jika Thata tentu
saja sangat aneh karena di saat waktu yang bersamaan (kata sementara
menunjukkan kejadian terjadi pada waktu bersamaa) Thata sedang menemani Bu
Ahmad.
6. Kesalahan
teknis pada umumnya: typo. Pada novel ini saya menemukan lumayan banyak typo.
*walaupun saya tidak menghitung berapa banyaknya* Dan, typo itu sedikit
menggangu kenyamanan saya membaca novel ini.
Itulah 6 poin
yang kurasa jadi kekurangan novel ini. Selanjutnya saya akan menyebutkan
poin-poin yang kusukai.
1. Saya sangat
suka covernya. Cantik, manis dan sedap dipandang.
2. Ini kisah
nyata. Temanya pun tidak mainstream.
Cerita tentang kehidupan liar seorang remaja membuat hati dan pikiran saya
merenung. Senang karena saya mendapatkan sesuatu dari kisah ini.
3. Saya suka
pesan tersirat dari kisah ini. Di mana saya menangkapnya seperti ini: Berbuat
dosa itu sangat mudah dan bikin ketagihan. Jadi, jagalah diri dengan iman yang
kuat untuk menghindari perbuatan dosa.
Nah,
itulah 3 poin yang saya sukai dari novel Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang ini.
Dan, saya sangat merekomendasikan novel ini untuk menjadi perenungan bagi
remaja *bahkan orang tua* agar terhindari dari perbuatan dosa yang merugikan
banyak pihak--baik diri sendiri maupun orang lain. Terakhir, saya memberikan 2
bintang dari 5 bintang untuk novel ini.
Sekian
review dari saya. Semoga review ini dapat menambah semangat Mitha untuk terus
berkarya lebih banyak dan lebih baik lagi. Dan, tentu saja tidak kapok
mengirimkan novel gratis untuk saya review. Hehehe .... ^^
Pekanbaru, 24 Mei 2014
@KAgusta