(Ilustrasi oleh Erry Juhana)
“Minhae1,
Min Ho-ssi, aku terlambat,” ucap Hana sambil membungkuk. Napasnya
terengah-engah karena habis berlari.
Namja2 berpostur
tinggi yang sedang menyusun bunga-bunga anemone
itu terkejut “Oh, kau, Hana-ssi.” Saat menyadari yeoja3 dihadapannya seperti kehabisan napas, Min Ho
segera menghampiri. “Kau baik-baik saja, Hana-ssi?”
Yeoja
bertubuh mungil itu mengangguk. “Aku hanya kecapaian
habis berlari, Min Ho-ssi.”
Min Ho mengamati Hana lalu tersenyum. “Sekarang ganti
seragammu. Setelah itu bantu aku menyusun bunga-bunga ini.”
Setelah mengangguk pada Min Ho, Hana segera menuju
ruang ganti pegawai. Hana mengganti seragam sekolahnya dengan seragam kerja.
Beberapa menit kemudian Hana sudah bergabung dan membantu Min Ho.
Min Ho meletakkan anemone
terakhir, lalu tersenyum melihat bunga-bunga cantik di hadapannya. Setelah itu,
dia duduk di bangku panjang kayu di sudut ruangan yang disiapkan sebagai tempat
untuk beristirahat. Hana ikut duduk di sebelah Min Ho.
“Tidak terasa
besok sudah memasuki bulan April.” Min Ho menoleh pada Hana. “Jinhae pasti akan
dipenuhi cherry blossom kan,
Hana-ssi?”
Hana melihat pohon-pohon cherry blossom yang tumbuh di sepanjang jalan. Putik-putik berwarna
putih sudah mulai bermunculan. Beberapa hari lagi, putik itu pasti akan mekar,
dan menjadi cherry blossom yang
cantik. Kota Jinhae akan menjadi
hamparan kota putih indah dengan pemandangan menakjubkan saat cherry blossom berguguran dan memenuhi
segala sudut kota.
“Hana-ssi …” panggil Min Ho. Tapi, yeoja itu tidak mendengarkan.
Kota Jinhae adalah tempat terbaik untuk menikmati
keindahan musim semi di Korea. Apalagi dengan diadakannya festival tahunan
musim semi, Jinhae Gunhangje Festival4,
Jinhae pasti akan dipenuhi oleh para turis. Baik turis mancanegara, maupun
dosmetik. Hana sudah tidak sabar menunggu datangnya musim semi untuk memandang
keindahan cherry blossom. Hana selalu
menyukai musim semi, musim dimana bunga-bunga bermekaran indah.
“Hana-ssi, kau mendengarkanku?” panggil Min Ho sekali
lagi. Saat menyadari wajah tampan Min Ho di depannya, Hana langsung memalingkan
wajahnya. Semburat merah merambat di pipi putihnya. Dia jadi salah tingkah
karena kedapatan sedang melamun. Hana memainkan kuku jarinya untuk meredakan
gelayar aneh di dadanya. Min Ho tersenyum melihat tingkah yeoja itu.
Seorang wanita tua gemuk masuk ke dalam toko. Min Ho
segera bangkit, dan menyambut pembeli dengan senyum ramahnya. Hana
memperhatikan Min Ho yang sedang melayani pembeli. Hana selalu suka melihat
atasannya itu berbicara dan tersenyum saat melayani pembeli. Beberapa saat
kemudian, Min Ho menghampiri Hana.
“Hana-ssi, tolong ambilkan bunga krisan untuk bibi
itu. Aku ada janji dengan Hye Ri.”
Selalu
yeoja itu!
sungut Hana dalam hati.
“Oh iya, Hana-sii, jangan lupa tersenyum di depan
pembeli,” bisik Min Ho sambil menyelipkan setangkai ranunculus di tangan Hana. Hana terpaku memandang bunga pemberian Min Ho. Saat dia
mengangkat kepala namja itu ternyata
sudah menghilang.
Rununculus
lagi? Apa ini berarti Min Ho? Tidak mungkin. Min Ho kan sukanya pada Hye Rin.
***
Kang
Min Ho adalah putra bungsu pemilik Daisy Florist. Wajahnya tampan, dan
berpostur tinggi tegap. Suka tersenyum dan ramah terhadap semua orang. Tatapan
matanya tajam bak mata elang. Tapi, bisa berubah teduh laksana telaga. Tenang
dan Mendebarkan. Dan, Kim Hana diam-diam menyukai atasannya itu.
Hana
pertama kali bertemu Min Ho di sekolah saat ajaran baru. Hana yang termasuk
sebagai siswa baru, langsung jatuh hati pada Min Ho, yang ternyata seniornya di
sekolah. Sejak itu, Hana selalu mencari cara untuk mendekati Min Ho. Saat tahu
Min Ho bekerja di toko bunga milik keluarganya, Hana melamar untuk bekerja di
toko bunga milik keluarga Min Ho. Dan, saat diterima, Hana sangat bahagia.
Peluangnya untuk mendekati namja tampan
itu semakin besar. Namun, semuanya tidak sesuai yang diharapkan Hana. Ini semua
karena Shin Hye Ri. Yeoja cantik yang
disukai Min Ho.
Ugh …
baru saja Hana memikirkan Hye Ri. Dan, sekarang yeoja cantik itu sudah berdiri di depannya. Dan, sekarang pasti Hye
Ri ingin bertemu Min Ho.
“Minhae, Hana-ssi,
apakah Min Ho ada di sini?” tanya Hye Ri.
Hana mengangguk dengan ekspresi wajah tidak terbaca.
“Min Ho di ruanh istirahatnya. Silakan saja masuk,” balasnya dingin.
“Ghamsahamnida5,” ucap Hye Ri
sambil berlalu menuju tempat Min Ho. Lagi-lagi Hana hanya mengangguk, tanpa
senyum.
Wajah Hana mendung. Tergurat jelas kekesalan dan
kekecewaan di sana. Hatinya panas terbakar api cemburu. Apalagi saat memikirkan
Min Ho sedang berduaan di ruangan tertutup bersama Hye Ri. Terbesit di pikiran
Hana untuk mengintip agar tahu apa yang mereka lakukan di ruangan itu. Tapi,
dia merasa ragu. Hana takut jika nanti dia melihat sesuatu yang paling tidak ingin dilihatnya. Seperti, Min Ho dan Hye Ri
berciuman.
Hana mengambil ipod
miliknya, lalu memasangkan earphone di
telinga. Di putarnya lagu Please Don’t milik
K. Will, lagu yang sesuai dengan perasaannya saat ini. Beberapa detik kemudian
Hana mulai hanyut dalam suara K. Will yang lembut. Tatapannya jatuh pada pohon cherry blossom yang mulai bermekaran di
sepanjang jalan Jinhae.
Setengah jam kemudian Min Ho dan Hye Ri keluar.
Keduanya terlihat begitu bahagia. Hana ingin menangis saat melihat sebuket
mawar merah di tangan Hye Ri. Sebelum pergi Hye Ri sempat mencium pipi Min Ho
di depan Hana. Hana semakin yakin kalau Min Ho sudah memilih yeoja cantik itu.
“Kau baik-baik saja, Hana-ssi?” tanya Min Ho cemas
saat melihat wajah pucat Hana setelah Hye Ri pergi. Hana mengangkat wajah, lalu
mencoba untuk tersenyum. “ Min Ho-ssi, aku permisi ke belakang dulu.”
Di ruang ganti, Hana tak mampu membendung tangisnya.
Air matanya jatuh satu-satu, membasahi pipi. Tubuh Hana bergetar hebat. Setelah
lelah untuk menangis, Hana kembali ke depan untuk bekerja. Untung Min Ho sudah
kembali ke ruangannya, sehingga Hana tidak perlu menyembunyikan matanya yang
sembab. Tiba-tiba Hana melihat setangkai bunga dan sepucuk surat yang
diletakkan di mejanya. Hana membaca surat yang ternyata ditujukan untuknya itu.
Semoga
setangkai bunga indah ini bisa mengembalikan senyummu, Hana-ssi. Aku tidak suka
melihatmu menangis.
Kang Min Ho
Hana
tertegun saat mengetahui siapa pengirim surat itu. Dan, saat dilihatnya
setangkai bunga itu adalah ranunculus.
Apa
maksudnya, sih, dia selalu memberiku bunga ranunculus?Padahal sudah jelas dia
telah berpacaran dengan Hye Ri.
***
Keesokan harinya Hana tidak bersemangat untuk bekerja.
Matanya sembab karena menangis semalaman.
“Hana-ssi, kau baik-baik saja? Mengapa matamu begitu?”
tanya Min Ho cemas saat melihat Hana.
“Oh, ini karena aku bergadang semalaman mengerjakan
tugas sekolah,” bohong Hana.
Min Ho mengamati Hana. Dia tahu bahwa yeoja itu berbohong. “Besok ada festival
musim semi di Yeojwachan. Bagaimana kalau kau ikut aku dan Hye Ri ke sana,
Hana-ssi? Sepertinya kau butuh hiburan,” ajak Min Ho.
“Aku tidak bisa,” tolak Hana sambil menusun
bunga-bunga krisan.
“Kau harus ikut, Hana-ssi. Ayolah. Kapan lagi kita
bisa pergi bersama-sama untuk melihat keindahan cherry blossom di Yeojwachan?” bujuk Min Ho dengan wajah memelas.
Melihat wajah Min Ho, Hana jadi tidak tega untuk
menolak ajakan namja tampan itu. Saat
Hana menyetujui bahwa dia aka ikut. Tiba-tiba Min Ho memeluknya. Hana merasakan
sensasi aneh yang membuat sekujur tubuhnya merinding. Tapi anehnya, rasa ini
justru menimbulkan efek nyaman yang luar biasa. “Kita pasti akan
bersenang-senang di sana,” bisik Min Ho tanpa melepaskan pelukannya.
***
Yeojwancheon merupakan jembatan yang sering digunakan
sebagai lokasi syuting serial romance,
sehingga jembatan ini disebut romance
bridge. Saat musim gugur, jembatan ini ramai dikunjungi karena di sini cherry blossom berguguran sangat indah.
Tapi, Hana menyesali keputusannya untuk ikut ke sini bersama Min Ho dan Hye Ri.
“Dari tadi aku melihatmu cemberut terus, Hana-ssi? Apa
ada masalah?” tanya Hye Ri.
Hana menggeleng. “Aku cuma lapar,” kilah Hana. Hye Ri
tersenyum mendengarnya, lalu mengeluarkan sesuatu.
“Kebetulan tadi aku membeli oden8, teoboki7, dan minuman kaleng.
Kalau kau lapar, makan saja ini.”
Hana menerima kantong makanan pemberian Hye Ri. Dan,
langsung memakannya. Setidaknya dia tidak perlu lagi menjadi patung yang
menyaksikan kemesraan Min Ho dan Hye Ri.
Sambil menikmati oden,
Hana menyapukan pandangannya pada kelopak-kelopak cherry blossom yang meliuk-liuk di udara. Sungguh cantik dan
memesona. Andai saja Hye Ri tidak ada, pasti Hana akan menikmati semua
keindahan ini bersama Min Ho. Tapi, kenyataannya Hye Ri ada di sini. Dan,
sedang bermesraan dengan Min Ho.
Saat Hana mau menyuap oden ke mulutnya, tiba-tiba Min Ho menarik tangannya yang memegang oden, dan memakan oden milik Hana. Wajah Hana langsung bersemu merah karena ulah Min
Ho tersebut.
Hana menatap Min Ho. Sementara namja itu kembali asyik dengan Hye Ri. Hana benar-benar bingung
dengan sikap Min Ho.
“Minhae, aku
terlambat.” Tiba-tiba seorang namja hadir
di antara mereka. Hye Ri langsung menghambur ke pelukan namja itu.
“Junsu-ssi, akhirnya kau datang juga,” ucap Min Ho.
Hye Ri menoleh pada Hana “Oh iya, Hana-ssi, ini Lee
Junsu, kekasihku. Dan, oppa8, ini Kim Hana, temannya Min Ho.”
Hana benar-benar bingung dengan kenyataan yang terjadi
saat ini. Kepalanya terasa pusing. Jika, namja
ini kekasihnya Hye Ri, lalu bagaimana dengan Min Ho? Min Ho mengedipkan
mata pada Hye Ri.
“Jadi, kau mengira aku dan Hye Ri berpacaran dan
berkencan di sini?” tanya Min Ho setelah kepergian Hye Rid an Junsu.
Hana mengangguk, dan Min Ho semakin tertawa
mendengarnya. “Bodoh, mana mungkin aku berkencan dengan sepupuku sendiri.”
Hana menunduk. Dia tidak tahu kalau Hye Ri adalah sepupu
Min Ho. Dan, Hana merasa malu telah menangis semalaman karena mengira Min Ho
dan Hye Ri berpacaran.
“Kalaupun Hye Ri bukan sepupuku, aku juga tidak akan
berkencan dengannya, Hana-ssi. Karena aku sudah menyukai seseorang sejak
pertama kali melihatnya.” Min Ho menatap Hana teduh. Membuat dada Hana
berdebar-debar.
“Siapa?” tanya Hana.
“Bodoh! Apa kau tidak tahu arti bunga ranunculus?” Min Ho menyeringai saat
melihat wajah bingung Hana.
Ranunculus dalam bahasa bunga dapat diartikan sebagai ungkapan
‘kau sangat menarik bagiku’. Saat menyadari alasan mengapa Min Ho selalu
memberinya bunga ranunculus, Hana
seperti sedang ikut pacuan kuda. Jantungnya serasa mau meledak karena bahagia.
Min Ho berlutut di depan Hana, lalu meraih tangannya.
“Saat pertama melihatmu, kau adalah yeoja
yang menarik bagiku. Dan, saat melihatmu melamar pekerjaan di tokoku, aku
merasa itu kesempatan bagiku untuk mengenalmu semakin jauh. Dan, sekarang aku
ingin kau menerima bunga pemberianku ini.” Min Ho menyerahkan sebuket bunga anemone merah. Bunga cantik yang dalam
bahasa bunga diartikan sebagai ‘aku cinta kamu’.
Hana tidak bisa lagi membendung rasa bahagianya. Hana
menerima anemone merah itu dengan
wajah basah karena air mata bahagia. Dan dengan gerakan yang terbilang cepat,
Hana ikut berlutut lalu mendaratkan bibirnya di pipi Min Ho. Ciuman yang
singkat memang, tapi sudah cukup membuat mata Min Ho terbelalak.
“Nado sarange9,
Min Ho-ssi.” Min Ho segera memeluk tubuh yeoja
yang kini telah menjadi kekasihnya itu dan tidak ingin melepaskannya. Kelopak
cherry blossom berguguran menjadi saksi
menyatunya cinta dua hati di romance
bridge pada musim gugur di Jinhae.
***
Footnote:
1.
Minhae: maaf
2.
Namja: laki-laki
3.
Yeoja: gadis
4.
Jinhae Guhangje
Festival: festival cherry blossom pada musim semi Jinhae
5.
Ghamsahamnida: Terima kasih
6.
Oden: Kue ikan yang pakai tusukan
7.
Teoboki: Kue
beras pedas.
8.
Oppa: sebutan
gadis untuk laki-laki yang lebih tua
9.
Nado Sarange:
aku juga mencintaimu